Berpikir positif untuk menguatkan cara pandang
Berpikir positif jenis ini digunakan seseorang untuk mengukuhkan cara pandangnya tentang sesuatu. Dengan demikian, ia akan merasa pandanganya benar walau hasilnya negatif.
Contoh: perokok yang membenarkan pendapatnya tentang merokok. Menurutnya, rokok bisa menenangkan saraf dan membuatnya stabil dalam bekerja atau berinteraksi dengan anak-anaknya. Karena itu ia merokok agar tetap stabil.
Berpikir positif karena orang lain
Seseorang dapat berpikir positif karena pengaruh orang lain. Contoh: ketika menonton acara binaraga dan olahragawan, anda tiba-tiba ingin berolahraga. Bisa jadi anda benar-benar memulainya kemudian selalu berlatih sampai mendapat berat badan dan kesehatan yang diinginkan. Bisa jadi pula kegiatan olahraga itu anda tingalkan setelah melakukan beberapa kali. Pengaruh berpikir positif seperti ini bisa jadi negatif bagi sebagian orang yang terpengaruh orang lain, tapi kemudian kehilanggan semangat dan merasa frustasi. Bisa juga terpengaruh positif daan mendorong seseorang untuk ikut memulai dan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang negatif atau berkeluh kesah. Justru ia terus berbuat, menganalisis dan memperbaiki perbuatanya sampai ia berhasil meraih yang ia inginkan.
Berpikir positif karena momen tertentu
Mengapa perilaku manusia menjadi lebih baik dibulan ramadhan dan bulan suci lainnya? Momen tersebut memiliki ikatan spiritual dengan manusia. Tak seorang pun mau membuat allah murka dan semua orang tentu ingin mendapatkan kebaikan yang banyak. Dengan demikian, orang akan memerhatikan perilakunya dan berhati-hati dalam bersikap terhadap orang lain dan dari pada diri sendiri. Tapi setelah bulan ramadhan ia kembali seperti sedia kala, bahkan bisa lebih buruk. Mengapa demikian? Karena pikiran dan perilaku positifnya bergantung pada momen terentu, bukan pada nilai-nilai yang berlaku sepanjang masa. Selain bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki perilaku, berpikir positif yang berkaitan dengan waktu ini bisa pula dimanfaatkan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan positif yang baru.
Berpikir positif saat menghadapi kesulitan
Ketika seseorang menigdap penyakit berbahaya, kehilangan salah satu organ tubuhnya karena sebuah kecelakaan, atau kehilangan orang yang dicintai, ia melalui beberapa tahapan kejiwaan yang berlangsung sekian lama. Ia juga dapat berhenti pada sikap menerima, berusaha untuk tetap maju, berpikir positif, dan fokus pada upaya menyelesaikan masalah. Sebagian orang menghadapi masalah dalam hidupnya dengan sikap negatif dan menjadi dendam pada segala sesuatu pikiran negatif, konsentrasinya pada kemungkinan terburuk, dan perasaannya negatif. Tentu saja ini mempengaruhi perilaku dan semua sisi hidupnya. Sebagian orang, menghadapi musibah, semakin dekat dengan allah. Selanjutnya ia memikirkan bagaimana menyikapi masalah yang sedang di hadapi, berusaha mengambil manfaatnya dan mengubahnya menjadi sebuah keahlian.
Selalu berpikir positif
Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan paling kuat karena tidak terpengaruh oleh ruang, waktu dan pengaruh lainnya. Ia telah menjadi kebiasaan. Ada masalah atau tidak ia selalu bersyukur pada allah. Selanjutnya, ia berpikir mencari solusi dari segala kemungkinan hingga pikiran menjadi kebiasaan hidupnya orang yang memiliki kepribadian semacam ini akan menjalani hidup dengan damai, tenag dan bahagia.
Begitulah pikiran positif yang selalu aktif sepanjang waktu tanpa pengaruh apapun dan siapapun. Sebaliknya, dalam kondisi keritis seseorang bisa mengunakan senjata paling ampuh untuk menguasainya. Saat kehidupan berjalan mulus, selalu melihat sisi positif kehidupan. Hal ini bukan berarti lari dari masalah, tapi sebaliknya. Apapun masalah yang kita hadapai pasti ada jalan keluar melalui pintu spiritual.
Sumber : elfiky, I. 2008 terapi berpikir positif.jakarta:zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar