Sabtu, 26 Februari 2011

hubungan matematika dengan psikologi

Hubungan matematika dengan psikologi
Seorang pengusaha muda ingin membuat rumah dengan arsitektur dan tampilan rumah yang klasik di daerah Jakarta, dia meminta bantuan kepada seorang arsitek untuk membuat rumahnya agar menjadi rumah yang ia inginkan. Mulai dai luar rumah sampai kamar tidur di menginginan semuanya terlihat klasik. Lalu apa yang akan dilakukan seorang arsitek agar dia bisa membuat rumah sang pengusaha tersebut terlihat klasik??..
Saya mempelajari kasus ini sebagai hubungan antara matematika dengan psikologi di bidang matematika adalah sebuah plajaran logika dan di psikologi suatu pengertian dimana seorang arsitek membuat rumah agar terlihat klasik, dengan menggunakan logika arsitek menggerti apa yg diinginkan pasiennya, dr tampilan rumah yang diberi warna coklat dan pintu jendela yang terlihat klasik sampai kamar pun sang arsitek memkirkan berapa jmlah kamar yang akan dibuat dirumah tersebut dengan tampilan yang klasik pula, tanpa dasar logika seorang srsitek tidak bias membuat rumah yang pasien harapkan….
Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.
Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur[1].
Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.
Daftar pustaka : http://id.wikipedia.org/wiki/Logika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar